KATA PENGANTAR
Segala  puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan  kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu  menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah  Pengantar Pendidkan.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Model Pembelajaran Kooperatif,  yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber  informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun  dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun  maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama  pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga  makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi  sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para Mahasiswa Universitas  Negeri Makassar. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan  dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya meminta  masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan  datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Makassar, 05 Maret 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN 1
Model Pembelajaran Kooperatif
A. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
B. Prinsip Dasar dan Ciri-Ciri Model Pembelajaran Kooperatif
C. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif
BAB III PEMBAHASAN 2
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
A. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
B. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Model STAD
C. Materi Matematika yang Relevan dengan STAD
C. Materi Matematika yang Relevan dengan STAD
D. Keunggulan Model Pembelajaran Tipe STAD
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Model  pemebelajaran Kooperatif khususnya Mata pelajaran Matematika perlu  diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk  membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis,  kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Dalam membelajarkan  matematika kepada siswa, apabila guru masih menggunakan paradigma  pembelajaran lama dalam arti komunikasi dalam pembelajaran matematika  cenderung berlangsung satu arah umumnya dari guru ke siswa, guru lebih  mendominasi pembelajaran maka pembelajaran cenderung monoton sehingga  mengakibatkan peserta didik (siswa) merasa jenuh dan tersiksa. Oleh  karena itu dalam membelajarkan matematika kepada siswa, guru hendaknya  lebih memilih berbagai variasi pendekatan, strategi, metode yang sesuai  dengan situasi sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan akan  tercapai. Perlu diketahui bahwa baik atau tidaknya suatu pemilihan model  pembelajaran akan tergantung tujuan pembelajarannya, kesesuaian dengan  materi pembelajaran, tingkat perkembangan peserta didik (siswa),  kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta mengoptimalkan  sumber-sumber belajar yang ada.
B. Tujuan
Tulisan ini bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca, khususnya para Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar agar nantinya dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dapat  menerapkan model pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan tingkat  perkembangan siswa dan materi pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN 1
Model Pembelajaran Kooperatif
 A. PengertianUsaha-usaha guru dalam membelajarkan siswa merupakan bagian yang sangat
penting  dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah  direncanakan. Oleh karena itu pemilihan berbagai metode, strategi,  pendekatan serta teknik pembelajaran merupakan suatu hal yang utama.  Menurut Eggen dan Kauchak dalam Wardhani (2005), model pembelajaran  adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang  dirancang untuk mencapai suatu pembelajaran. Pedoman itu memuat tanggung  jawab guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan  pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan guru  adalah model pembelajaran kooperatif.
Apakah model pembelajaran kooperatif itu? Model pembelajaran kooperatif merupakan  suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya  kelompok-kelompok.Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat  kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika  memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya,  suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. Model  pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan  permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka  mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Nur (2000), semua model  pembelajaran ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan  struktur penghargaan. Struktur tugas, struktur tujuan dan struktur  penghargaan pada model pembelajaran kooperatif berbeda dengan struktur  tugas, struktur tujuan serta struktur penghargaan model pembelajaran  yang lain.
Tujuan  model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa  meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya,  serta pengembangan keterampilan sosial.
B. Prinsip Dasar Dan Ciri-Ciri Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Nur (2000), prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
1.Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
2.Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota
3.kelompok mempunyai tujuan yang sama.
4.Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
5.Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
6.Setiap  anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan  keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
7.Setiap  anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara  individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Sedangkan ciri-ciri model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :
1. Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
2.  Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda,  baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin anggota  kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan  kesetaraan jender.
3. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada masing-masing individu.
Dalam  pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan  tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan, saling belajar berpikir  kritis, saling menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan  menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar, saling menilai kemampuan  dan peranan diri sendiri maupun teman lain.
C. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Terdapat 6(enam) langkah dalam model pembelajaran kooperatif.
1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetensi dasar yang akan dicapai serta memotivasi siswa.
2. Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa.
3. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menginformasikan pengelompokan siswa.
4. Membimbing kelompok belajar
Guru memotivasi serta memfasilitasi kerja siswa dalam kelompok kelompok belajar.
5. Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah dilaksanakan.
6.Memberikan penghargaan
Guru memberi penghargaan hasil belajar individual dan kelompok.
BAB III
PEMBAHASAN 2
PEMBAHASAN 2
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
A. Pengertian
Pembelajaran  kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang  dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John  Hopkin (dalam Slavin, 1995) merupakan pembelajaran kooperatif yang  paling sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok  digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif.
Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana.  Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang  merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku.  Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk  memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.  Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan,  saat kuis mereka tidak boleh saling membantu. Tipe pembelajaran inilah  yang akan diterapkan dalam pembelajaran matematika.
Model  Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative  Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa  untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi  pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang menggunakan  STAD mengajukan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu  mengunakan presentasi Verbal atau teks.
B. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Model STAD
1. Persiapan materi dan penerapan siswa dalam kelompok
Sebelum  menyajikan guru harus mempersiapkan lembar kegiatan dan lembar jawaban  yang akan dipelajarai siswa dalam kelompok-kelomok kooperatif. Kemudian  menetapkan siswa dalam kelompok heterogen dengan jumlah maksimal 4 - 6  orang, aturan heterogenitas dapat berdasarkan pada :
a). Kemampuan akademik (pandai, sedang dan rendah)
Yang  didapat dari hasil akademik (skor awal) sebelumnya. Perlu diingat  pembagian itu harus diseimbangkan sehingga setiap kelompok terdiri dari  siswa dengan siswa dengan tingkat prestasi seimbang.
b). Jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan bawaan/sifat (pendiam dan aktif), dll
2. Penyajian Materi Pelajaran
a. Pendahuluan
Di  sini perlu ditekankan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok dan  menginformasikan hal yang penting untuk memotivasi rasa ingin tahu  siswa tentang konsep-konsep yang akan mereka pelajari. Materi pelajaran  dipresentasikan oleh guru dengan menggunakan metode pembelajaran. Siswa  mengikuti presentasi guru dengan seksama sebagai persiapan untuk  mengikuti tes berikutnya
b. Pengembangan
Dilakukan  pengembangan materi yang sesuai yang akan dipelajari siswa dalam  kelompok. Di sini siswa belajar untuk memahami makna bukan hafalan.  Pertanyaan-peranyaan diberikan penjelasan tentang benar atau salah. Jika  siswa telah memahami konsep maka dapat beralih kekonsep lain.
c. Praktek terkendali
Praktek  terkendali dilakukan dalam menyajikan materi dengan cara menyuruh siswa  mengerjakan soal, memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau  menyelesaikan masalah agar siswa selalu siap dan dalam memberikan tugas  jangan menyita waktu lama.
3. Kegiatan kelompok
Guru  membagikan LKS kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan  dipelajari siswa. Isi dari LKS selain materi pelajaran juga digunakan  untuk melatih kooperatif. Guru memberi bantuan dengan memperjelas  perintah, mengulang konsep dan menjawab pertanyaan. Dalam kegiatan  kelompok ini, para siswa bersama-sama mendiskusikan masalah yang  dihadapi, membandingkan jawaban, atau memperbaiki miskonsepsi. Kelompok  diharapkan bekerja sama dengan sebaik-baiknya dan saling membantu dalam  memahami materi pelajaran.
4. Evaluasi
Dilakukan  selama 45 - 60 menit secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah  siswa pelajari selama bekerja dalam kelompok. Setelah kegiatan  presentasi guru dan kegiatan kelompok, siswa diberikan tes secara  individual. Dalam menjawab tes, siswa tidak diperkenankan saling  membantu. Hasil evaluasi digunakan sebagai nilai perkembangan individu  dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan kelompok.
5. Penghargaan kelompok
Setiap  anggota kelompok diharapkan mencapai skor tes yang tinggi karena skor  ini akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan skor rata-rata  kelompok. Dari hasil nilai perkembangan, maka penghargaan pada prestasi  kelompok diberikan dalam tingkatan penghargaan seperti kelompok baik,  hebat dan super.
6. Perhitungan ulang skor awal dan pengubahan kelompok
Satu  periode penilaian (3 – 4 minggu) dilakukan perhitungan ulang skor  evaluasi sebagai skor awal siswa yang baru. Kemudian dilakukan perubahan  kelompok agar siswa dapat bekerja dengan teman yang lain.
C. Materi Matematika yang Relevan dengan STAD
Materi-materi  matematika yang relevan dengan pembelajaran kooperatif tipe Student  Team Achievement Divisions (STAD) adalah materi-materi yang hanya untuk  memahami fakta-fakta, konsep-konsep dasar dan tidak memerlukan penalaran  yang tinggidan juga hapalan, misalnya bilangan bulat,  himpunan-himpunan, bilangan jam, dll. Dengan penyajian materi yang tepat  dan menarik bagi siswa, seperti halnya pembelajaran kooperatif tipe  STAD dapat memaksimalkan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan  prestasi belajar siswa.
D. Keunggulan Model Pembelajaran Tipe STAD
Keunggulan  dari metode pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah adanya kerja sama  dalam kelompok dan dalam menentukan keberhasilan kelompok ter tergantung  keberhasilan individu, sehingga setiap anggota kelompok tidak bisa  menggantungkan pada anggota yang lain. Pembelajaran kooperatif tipe STAD  menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling  memotivasi saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna  mencapai prestasi yang maksimal.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.  Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dimana siswa belajar  dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda
2.  Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dalam seting  pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat mengubah pembelajaran dari  teacher center menjadi student centered.
3.  Pada intinya konsep dari model pembelajaran tipe STAD adalah Guru  menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan  bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut
B. Saran
1.  Diharapkan guru mengenalkan dan melatihkan keterampilan proses dan  keterampilam kooperatif sebelum atau selama pembelajaran agar siswa  mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta dapat  menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.
2.  Agar pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses berorientasi  pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat berjalan, sebaiknya guru membuat  perencanaan mengajar materi pelajaran, dan menentukan semua  konsep-konsep yang akan dikembangkan, dan untuk setiap konsep ditentukan  metode atau pendekatan yang akan digunakan serta keterampilan proses  yang akan dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ismail. (2003). Media Pembelajaran (Model-model Pembelajaran). Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SLTP.
Sri Wardhani. (2006). Contoh Silabus dan RPP Matematika SMP. Yogyakarta: PPPG Matematika.
Tim PPPG Matematika. (2003). Beberapa Teknik, Model dan Strategi Dalam
Pembelajaran Matematika. Bahan Ajar Diklat di PPPG Matematika, Yogyakarta: PPPG Matematika.
Widowati, Budijastuti. 2001 Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.
 




